Tuesday, December 10, 2019

Masalah Kesehatan Pada Lansia

       Lanjut usia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
     Sebagai dampak keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia sehingga populasi lansia juga meningkat. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun. Menurut Bureau of the Cencus USA (1993), Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414%.
       Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu :
  1. Immobility (kurang bergerak)
  2. Instability (mudah jatuh)
  3. Incontinence (beser BAB/BAK)
  4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
  5. Infection (infeksi)
  6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman)
  7. Isolation (Depression)
  8. Inanition (malnutrisi)
  9. Impecunity (kemiskinan)
  10. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
  11. Insomnia(sulit tidur)
  12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
  13. Impotence(Gangguan seksual)
  14. Impaction (sulit buang air besar)
  • Immobility (kurang bergerak)
    • Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
    • Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi atau demensia.
    • Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
    • Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur, menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan makanan yang berserat.
  • Instability (Instabilitas dan Jatuh)
    • Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset, sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.
    • Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai, lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda dilantai yang membuat terpeleset dll).
    • Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan imobilisasi.
    • Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.
  • Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)
    • Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.
    • Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih, gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala.
    • Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan penyebanya  overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya kontrol neurologis, terapi dengan obat-obatan antimuskarinik prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme sfingter/katup saluran kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan intra abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan otot dasar panggul prognosis baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya kandung kemih melebihi volume normal, post void residu > 100 cc terapi tergantung penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin..
    • Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps rektum, tumor dll.
    • Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.
  • Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium)
    • Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.
    • Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.
    • Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan obesitas.
    • Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi.
    • Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat, gangguan siklus tidur.
  • Infection (infeksi)
    • Pada lanjut usia terdapat  beberapa penyakit sekaligus, menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini.
    • Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
    • Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.
  • Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatandan penciuman)
    • Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
    • Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan bedah berupa implantasi koklea.
    • Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll, penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan dengan operasi pada katarak.
  • Isolation (Depression)
    • Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup, anak, bahkan binatang peliharaan.
    • Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan, menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.
  • Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang  sekitar 25% pada usia 40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.
  • Impecunity (Tidak punya penghasilan)
    • Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
    • Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan hidup dari tunjangan hari tuanya.
    • Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang lansia mengalami depresi.
  • Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)
    • Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit.
    • Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari interaksi obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.
  • Insomnia(Sulit tidur)
    • Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
    • Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
    • Agar bisa tidur :  hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis tagihan dan membaca.
  • Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai penurunan fungsi organ tubuh,  juga disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan obat-obatan,keadaan gizi yang menurun.
  • Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan melakukan aktivitas seksual pada usia lanjut terutama disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan juga depresi
  • Impaction (sulit buang air besar)
    • Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-lain.
    • Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan perut menjadi sakit.

Sunday, October 20, 2019

Berlatih Mandiri Lindungi Diri

       
Pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang karena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengikuti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip flexible learning sesuai dengan karakteristik peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Konsekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri. Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan dengan melibatkan pusat kurikulum dan perbukuan kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dan tutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompetensi 2 (kelas 4 Paket A). Sedangkan untuk peserta didik Paket A usia sekolah, modul tingkat kompetensi 1 (Paket A setara SD kelas 1-3) menggunakan buku pelajaran Sekolah Dasar kelas 1-3, karena mereka masih memerlukan banyak bimbingan guru/tutor dan belum bisa belajar secara mandiri.

Modul tersebut dapat diunduh melalui : 

Sunday, October 6, 2019

Buku Saku Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan


Pendidikan keaksaraan dan kesetaraan merupakan bagian penting dalam proses memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) didalamnya menjadi perhatian setiap negara maupun dunia Internasional. Tidak terkecuali negara Indonesia yang turut andil dalam meningkatkan keberaksaraan masyarakat dan melaksanakan pendidikan kesetaraan yang memungkinkan bagi masyarakat yang pernah, putus dan/atau sebab lain tidak dapat menerima dan/atau melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan formal. Berbagai program dan kebijakan telah diluncurkan untuk melakukan  percepatan terhadap penuntasan tuna aksara dan juga secara kontinu  mengalokasikan dana program pendidikan kesetaraan. Dalam Hal Pendanaan Pemerintah memberi perhatian khusus  dalam program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan yaitu melalui pengalokasian dana DAK Fisik dan DAK Nonfisik BOP Kesetaraan. 


Sunday, September 29, 2019

Active Aging


       Ageism didefinisikan sebagai prasangka atau diskriminasi terhadap orang tua karena usia mereka. Pada kenyataannya, kita tidak bergerak terlalu jauh dalam mengatasi prasangka terhadap orang yang lebih tua sejak 1960-an ketika istilah "ageism" pertama kali diciptakan oleh Dr. Robert Butler, direktur pertama National Institute on Aging. Ageism adalah salah satu masalah sosial utama yang mempengaruhi paruh kedua kehidupan. Sebagian besar orang dewasa yang sakit, cacat, umumnya dalam kesehatan yang buruk, dan lebih banyak penyakit akut daripada orang yang lebih muda.
       Kebanyakan orang dewasa yang lebih tua mengalami pikun. Pikun adalah penyakit mental yang tak terhindarkan dan tidak dapat diobati di antara kebanyakan orang tua. Kebanyakan lanjut usia terisolasi secara sosial, kesepian, dan hidup sendiri. Insan lanjut usia  sakit-sakitan, tidak berguna, pikun, sengsara, dan karenanya depresi. Insan lanjut usia cenderung lemah, hanya mampu memberikan kontribusi terbatas pada masyarakat. Teori-teori seperti SIT dan TMT menunjukkan bahwa ageisme diabadikan oleh keinginan anak muda untuk memberi makan harga diri mereka dan secara positif mempromosikan identitas mereka (dalam kelompok) ketika dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua (sebagai kelompok luar) dan ketakutan ultimace pada bergerak dari in-group ke out-group, yang menandakan bahwa kematian semakin dekat. Oleh karena itu, pendekatan logis untuk mengurangi ageism tampaknya menjadi penghapusan "batas tidak permeabel antara in-group (youngo dan out-group (old) dan pengurangan ketakutan akan kematian dan sekarat. Implementasi dari empat kondisi dari kontak hipotesa dalam pengembangan program dan kegiatan yang menyatukan generasi yang berbeda mungkin menjadi salah satu cara untuk mengaburkan batas antara muda dan tua, program antar generasi dirancang untuk "menyatukan orang-orang dalam kegiatan yang bertujuan, saling menguntungkan, kegiatan yang mempromosikan lebih besar memahami dan menghormati antar generasi "(Beth Johnson Founda tion, 2001) Program-program semacam itu telah ditemukan memberikan manfaat timbal balik di seluruh spektrum usia, seperti perasaan dihargai, dihormati, dan dipahami peningkatan pengetahuan. Secara khusus, program-program antar generasi yang dibuat berdasarkan hipotesis kontak telah ditemukan untuk menghasilkan hasil yang lebih positif dibandingkan dengan program-program yang tidak (Gilbert & Ricketts, 2008). Oleh karena itu menyatukan yang muda dan yang tua melalui kegiatan-kegiatan yang disengaja di mana setiap kelompok dipandang sama (misal Satu kelompok tidak mengajar atau membimbing yang lain) dapat menjadi strategi potensial untuk memotong batas-batas kaku yang membagi orang berdasarkan usia dan, dengan demikian, mengurangi rasa takut orang muda akan penuaan dan akhirnya menjadi anggota kelompok lama.

       Tips mengurangi sasaran Ageisme atau cara bekerja menujunya menjadi lebih sadar akan bias pribadi dan mengidentifikasi antaralain :
1. Jangan berpartisipasi dalam degradasi mitos penuaan yang lebih tua yang mungkin anda yakini sebagai fakta. Orang dewasa dan penuaan, seperti menggunakan frasa seperti di atas bukit dan "momen senior" dan menghindari kartu, meme, kartun, film, atau acara TV yang menggambarkan orang dewasa yang lebih tua dalam stereotip.
2. Hindari elderspeak; berbicara dengan orang dewasa yang lebih tua saat anda mendidik dan berdiskusi dengan orang lain bagaimana penggunaan bahasa dan beberapa media mempromosikan pemikiran dan prasangka usia.
3. Kenali keragaman pada orang dewasa yang lebih tua dan fokuskan diri untuk mengenal kerabat yang lebih tua, tetangga, atau mengakui individualitas orang tersebut. 4. Anggap semua orang mampu secara mental dan fisik sampai diinformasikan sebaliknya.
5. Berpartisipasilah dan libatkan relawan antar generasi di komunitas lokal Anda.
6. Pertimbangkan cara untuk memasukkan orang dewasa yang lebih tua ke dalam program pendidikan atau sosial.



Sunday, September 22, 2019

Bagaimana Menjadi Lansia yang Bugar?

       Sehat merupakan impian setiap orang. Hidup sehat adalah pilihan bagi mereka yang sadar akan pentingnya kesehatan. Tak hanya kaum muda, lansia pun tentu perlu menerapkan hidup sehat agar mereka tetap bugar di usia senja. Lantas bagaimana menjadi lansia yang sehat dan bugar? Berikut ini adalah beberapa tips agar lansia tetap hidup sehat dan bugar :
       1. Untuk menjadi lansia yang tetap sehat dan bugar tentu perlu menjaga pola hidup sehat. Pola makan lansia juga harus di perhatikan agar mereka tidak salah dalam memilih makanan yang dikonsumsinya sehari- hari. Makanan yang sehat tentunya adalah makanan yang mengandung gizi seimbang bagi lansia dan tidak banyak mengandung lemak jahat ataupun kolesterol dalam tubuh. Mengkonsumsi buah dan sayuran juga sangat penting karena mampu menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh lansia, dan tentunya buah serta sayuran merupakan makanan yang sehat untuk lansia. Banyak minum air putih juga sangat baik bagi kesehatan lansia.

2. Rajin berolahraga, olahraga ringan seperti senam sehat untuk lansia atau sekedar jalan- jalan di sekitar taman dapat menjadi alternatif pilihan. Gerakan- gerakan senam yang ringan bagi lansia akan membuat tubuh mereka bugar apabila dilakukan secara bertahap dan sesuai kebutuhan. Tidak perlu memaksakan lansia untuk terus bergerak, namun jika mereka sudah merasa cukup akan olahraga tersebut maka kegiatan olahraga tersebut dicukupkan.

3. Bersosialisasi sambil rekreasi. Rekreasi merupakan hal yang menyenangkan bagi setiap orang. Lansia juga akan merasa senang dan bersemangat apabila mereka diajak untuk pergi rekseasi. Reakreasi dapat menjadi wahana untuk lansia dalam bersosialisasi sehingga mereka mampu menambah relasi dan merasa mendapat banyak teman.
       

Sunday, September 15, 2019

Pemberdayaan Lansia Melalui Pengelolaan Lingkungan Hidup

       Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada  ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010).  
       Pemberdayaan Lansia merupakan suatu upaya untuk mensejahterakan kehidupan lansia agar mereka tidak dianggap sebagai beban. Dalam Pemberdayaan Lansia, terdapat berbagai macam cara atau metode, salah satunya yaitu melalui pengelolaan lingkungan hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, lansia perlu memahami keadaan lingkungan disekitarnya. Mengelola lingkungan hidup berarti juga melakukan penghijauan. Bagi sebagian besar lansia merawat tanaman merupakan hal yang menyenangkan, untuk itu dalam pengelolaan lingkungan hidup ini lansia di harapkan mampu mengelola tanaman, mengolah bahan pangan alami, bahkan membuat pupuk organik dari bahan- bahan yang terdapat di lingkungan sekitarnya.
       Pengelolaan lingkungan hidup yang perlu dilakukan diawal pemberdayaan lansia yaitu dengan pengenalan tanaman- tanaman herbal ataupun tanaman hias yang mampu memperindah lingkungan sekitar. Setelah lansia diperkenalkan dengan tanaman- tanaman tersebut selanjutnya lansia diajarkan untuk menanam dan merawat tanaman tersebut. Untuk tanaman hias, lansia hanya perlu diberdayakan agar mampu merawat tanaman- tanaman tersebut. Akan tetapi untuk tanaman- tanaman herbal, lansia dibimbing untuk mengolah tanaman tersebut agar mampu menjadi obat maupun jamu herbal dalam keluarga. Pemberdayaan Lansia lainya juga dapat berupa pelatihan mengolah bahan pangan alami yang ada di sekitar mereka, atau juga pengolahan pupuk organik dari sampah basah maupun kotoran hewan. Diharapkan, dengan adanya pemberdayaan lansia ini mampu meningkatkan kesejahteraan lansia dan pengetahuan mengenai lingkungan hidup.